Burung - burung beterbangan yang hiasi timur merah,
riuhnya seakan - akan berceracau terkesima dalam
memandang kesendirianku
Debur ombak sesekali memecah kesunyian hatiku, merancang
langit - langit kegalauan
Ranting - ranting pohon batuk, memelitur serpih - serpih
pedih, tertiup.....kemudian merambat dan menjalar di atas
lukanya jiwa kudusku
Terpaku aku menatap bungkamnya hamparan tanah berpasir tak
bergeming.....bungkam yagn menyeretku pada pilu dan jerit -
tangis
Dalam basahnya pagi,
kurasakan basahnya air mata mengalir deras membasahi kerong-
kongan penantian
Dalam panasnya siang,
kucoba mengelak sengatan matari.....sengatan yang menggigit
dan mengunyah habis benang - benang asmara yang tengah kurajut
Dalam gigilnya malam,
kusirami cintaku yang mulai membeku dengan segayung doa
Jarak bermil - mil yang terentang takkan dapat melerai rong-
rongan kerinduanku padamu, takkan mampu mengusir resah yang
menggantung di sudut hatiku, tak cukup 'tuk selimuti sekeping
duka yang tlah bermukim sekian lama.
Biarlah......
senja ini kutitipkan harap dan angan pada sang bayu yang
melantunkan senandung bait hatiku, pada awan yang menertawaiku,
pada kapal kenangan yang tlah terabaikan
Biarlah......
senja ini kubungkuskan cinta dan kasih sayangku hanya untukmu,
sebagai bekal dalam merangkum hari, menapaki dan mendaki menuju
gunung cintamu